Di kamar Fia, lemari kayunya penuh dengan stiker warna-warni: bintang, kupu-kupu, dan kucing lucu.
Setiap malam, sebelum tidur, Fia selalu menempelkan satu stiker baru di lemari. Tapi keesokan paginya, stiker itu selalu terkelupas!
“Pasti ada yang jail,” gerutunya.
Ia menuduh adiknya, Riko, tapi Riko menggeleng. “Aku bahkan nggak berani masuk kamarmu malam-malam.”
Fia mulai penasaran. Ia menempelkan lagi satu stiker bintang, lalu menulis di buku catatannya: Hari pertama: stiker bintang biru, menempel jam 8 malam.
Pagi harinya, benar saja, stiker itu terkelupas dari satu sisi.
Ia coba lagi keesokan malam, tapi hasilnya sama.
Hmm… aneh.
Akhirnya, Fia memutuskan jadi detektif kecil. Ia menggambar peta kecil kamar dan menandai semua tempat ia menempel stiker.
Tiap pagi, hanya stiker di sisi kanan lemari yang terkelupas.
“Kenapa cuma di situ ya?” gumam Fia.
Ia memperhatikan arah cahaya pagi. Ternyata, sinar matahari dari jendela tepat menyinari bagian kanan lemari!
Ia mencoba menempel stiker di sisi kiri, yang tak terkena sinar matahari. Dan keesokan harinya… stikernya menempel sempurna!
“Jadi selama ini bukan karena Riko,” kata Fia sambil tertawa.
“Karena mataharinya kepanasan, ya?” canda Riko.
Sejak itu, Fia tahu—kadang misteri kecil bisa terpecahkan kalau kita mengamati dengan sabar dan tidak buru-buru menuduh.
No comments:
Post a Comment