Sepatu Usang Penyelamat Raja
Seri Cerita yang Tidak Terlalu Penting Tapi (Semoga) Sulit Dilupakan
Di kerajaan yang makmur, hiduplah sepasang sepatu tua bernama Kiri dan Kanan.
Dulu, mereka selalu menemani Sang Raja ke mana pun ia pergi, berburu, berkeliling taman, bahkan berdansa di aula istana. Tapi kini, warna mereka pudar, kulitnya retak, dan solnya mulai tipis.
“Sudah waktunya kalian pensiun,” kata pelayan istana suatu pagi.
Kiri dan Kanan diletakkan di pojok lemari, digantikan sepatu baru yang mengilap.
Namun, Kiri berbisik pelan, “Aku belum mau berhenti melindungi kaki Baginda.” Kanan mengangguk. “Kita diciptakan untuk berjalan bersamanya, bukan untuk berdebu di lemari.”
Tapi karena hujan semalaman, jalan menuju ladang becek dan licin. Tanpa disadari, ada paku berkarat tertanam di lumpur.
Saat Raja melangkah, sepatu barunya terpeleset. Sang Raja kehilangan keseimbangan, dan hampir menginjak paku itu!
Namun tiba-tiba, plak!, dari arah kereta, muncul Kiri dan Kanan!
Mereka terjatuh dari tumpukan barang di atas kereta, tepat di depan kaki Raja.
Baginda pun tanpa pikir panjang mengenakannya kembali.
Saat ia melangkah lagi, jleb! paku tajam menembus sol Kiri, tapi tidak sampai ke kaki Raja.
Kiri kesakitan, tapi tetap diam. Ia hanya berbisik lirih,
“Yang penting, Baginda selamat.”
Raja menunduk, melihat sepatu tuanya penuh lumpur dan robek, tapi di bawahnya tertancap paku besar yang hampir melukainya.
Ia terdiam sejenak, lalu berkata,
“Sepatu ini... telah menyelamatkan nyawaku.”
Sejak hari itu, Kiri dan Kanan tidak lagi disimpan di lemari. Mereka dipoles, dijahit ulang, dan dipajang di aula kerajaan dengan ukiran di bawahnya:
“Untuk Sepatu Usang yang Gagah Berani - Pelindung Langkah Sang Raja.”
Dan setiap kali Raja berjalan dengan sepatu barunya, ia selalu menatap pajangan itu dan tersenyum. Sebab, bahkan sesuatu yang tampak tua dan sederhana, bisa menjadi pahlawan di saat yang tepat.

No comments:
Post a Comment