Bintang yang Suka Tidur
Seri Cerita yang Tidak Terlalu Penting Tapi (Semoga) Sulit Dilupakan
“Bibi, ayo bersinar! Malam sudah datang!” seru Bulan yang lembut tapi cerewet.
“Sebentar, aku baru bangun dari mimpi soreku,” jawab Bibi sambil menguap panjang.
Bintang-bintang lain mengeluh. “Kamu ini gimana sih, Bibi? Tugas kita kan cuma satu, bersinar di malam hari, kok malah ngantuk?”
Tapi Bibi cuek saja. Ia bilang, “Kenapa tidak ada yang bersinar di siang hari juga sih? Kasihan kan matahari, kerja sendirian.”
Mereka tertawa, tapi Bibi benar-benar melakukannya. Keesokan harinya, saat matahari sedang sibuk, ia memaksa dirinya berpendar kecil di langit biru. Tak ada yang melihat, kecuali seekor anak burung yang baru belajar terbang.
“Wah, aku melihat bintang di siang hari!” seru anak burung itu gembira.
“Benar, itu aku,” kata Bibi sambil sedikit berputar, “hanya ingin memberi semangat pagi.”
Berita tentang “bintang siang hari” pun menyebar. Ada anak yang berdoa siang-siang karena mengira itu tanda keberuntungan, ada juga ibu yang merasa terhibur sambil berkata, “Langit sedang lucu hari ini.”
Sejak itu, Bibi tetap suka tidur, tapi ia juga tetap jadi bintang yang paling banyak dibicarakan, bukan karena paling terang, tapi karena berbeda. Dan setiap kali malam datang dan Bulan bertanya,
“Bibi, kamu sudah siap bersinar malam ini?”
Ia menjawab sambil tertawa kecil, “Sudah, tapi izinkan aku menguap dulu, karena aku sibuk jadi inspirasi di siang hari.”

No comments:
Post a Comment