Monday, January 17, 2022

Hello, Goodbye

“Hello, Goodbye.” Saya bayangkan saat pertama kali lagu ini dirilis, orang-orang zaman itu akan merasakan paradoksnya, puitis sekaligus nakal menggelitik. Manusia menyapa dan berpisah dalam napas yang sama. 

Liriknya bilang, “You say yes, I say no,” seolah kenyataan dan harapan memang dibangun dari perbedaan yang cuma bisa saling menatap tanpa pernah benar-benar menyatu. Hanya suatu situasi antara.

Namun dii kepala saya, entah kenapa lagu ini malah mengingatkan saya ke  “Hello, Moto.” Ingat tidak, nada elektronik familiar di awal tahun 2000-an, dari ponsel lipat yang dulu terasa futuristik, bergengsi, tapi tidak pernah bisa saya miliki karena tidak mampu. Bukan lagi sapaan puitis antar jiwa, melainkan antara manusia dan mesin. Penanda dunia yang sudah berubah, sapaan menjadi notifikasi di layar.

Kebayang ga sih, kalau keduanya digabung, “Hello Goodbye Motorola” akan terdengar seperti mantra era digital, campuran nostalgia dan pengingat untuk bersiap kehilangan di waktu yang sama. “Hello” untuk teknologi Motorola yang canggih, “Goodbye” untuk kemudian, ponsel ini menjadi silam dimakan kecanggihan teknologi.

Jika di masa The Beatles, “hello” dan “goodbye” adalah pengalaman emosional nan puitis. Di masa Motorola, keduanya bisa terjadi dalam detik yang sama, dalam bentuk pesan tak terbaca, panggilan tak terjawab, yang menjadi residu dalam memori HP di masa lalu. Dunia menyapa dan meninggalkan punya jarak yang sama, dalam satu sentuhan.

Saya si anak milenial, yang katanya sudah hidup melalui 4 dekade, 2 abad dan 2 milenium, menyaksikan perubahan dunia yang menjadi semakin cepat, dan beradaptasi tanpa terengah-engah pun paham, kita akan selalu berkata hello (kadang dengan gempita) pada teknologi baru, dan juga mengucap goodbye sambil lalu karena tahu itu akan sementara sebelum nantinya diganti sesuatu yang lebih canggih.

Hello, Goodbye The Beatles menjadi pengingat, masih terasa relevan walau telah dinyanyikan puluhan tahun yang lalu, bahwa di balik segala perjumpaan artinya bersiap untuk perpisahan, karena semuanya hanya sementara.

Adeeeuuhhhh.....dalam banget bahasannya,

No comments:

Post a Comment