Thursday, December 8, 2022

My Perfect Weekend

Sejak saya kuliah, weekend akan selalu menjadi hari-hari favorit saya, karena artinya saya bisa pulang ke rumah orang tua. Saat itu, saya adalah anak kosan yang rutin pulang ke rumah orang tua yang jaraknya 80 km dari kosan di setiap weekend. Walaupun saya harus menempuh perjalanan yang lumayan menantang, menggunakan bis antarkota tanpa AC melewati jalan yang berkelok-kelok, dimana banyak penumpang yang merokok klepas-klepus dengan bebas, diiringi musik dangdut koplo menggelegar, walau sering membuat saya mabuk, tapi itu semua sama sekali tidak membuat saya kapok hingga menyurutkan semangat saya untuk pulang.

Ketika saya mulai bekerja, kebiasaan tersebut tidak berubah. Saya selalu memprioritaskan pulang ke rumah, saya tidak hangout di kafe, tidak cari me-time jalan-jalan ke mall, nyalon seharian memanjakan diri, tidak. Healing saya adalah pulang. Walaupun setelah bekerja 9 to 5, 5 days a week, berdesak-desakan naik Transjakarta setiap hari (TJ dulu masih barbar you know), berdiri selama 1-2 jam sekali jalan, sampai rumah malam, tetap tetap tidak menggoyahkan saya, pun menjadikan saya memburu me-time saat weekend. Rumah adalah kebahagiaan saya.

Sekarang, setelah menikah dan memiliki rumah sendiri, pulang ke rumah orang tua menjadi tidak rutin, selain karena faktor usia yang merasakan perjalanan antarkota itu melelahkan, agaknya saya mulai menjajaki passion lain. Entah kenapa saya memiliki interest aneh terhadap bersih-bersih, menyeterika, dan baking. Kenapa? Karena itu terasa menyenangkan. Jadi, perfect weekend bagi saya adalah bisa memiliki waktu untuk bersantai di rumah adalah kemewahan.

Begini, rumah saya dengan kantor berjarak 36 km. Akan menjadi mudah jika rumah saya dekat stasiun kereta, karena bisa menghemat waktu perjalanan, tapi kan kondisinya tidak begitu. Jika saya pulang pergi ke rumah, saya bisa menghabiskan 4-5 jam PP setiap hari di perjalanan. Jadilah saya tinggal di rumah tante saya yang jaraknya 18 km dari kantor, yang relatif lebih dekat karena hanya setengah jarak dari rumah saya ke kantor.

Jadi, perfect weekend bagi saya adalah bisa bangun tidur di rumah sendiri (atau rumah orang tua) pada pagi hari, menghirup susu coklat dan bercengkrama dengan suami di dapur sambil menatap tanaman di halaman belakang, berbelanja dan memasak makanan rumahan, mencuci dan menyetrika, lalu bersih-bersih rumah sampai saya puas atau capek. Ah, tentu saja akan lebih syahdu bila weekend itu hujan.
Saya selalu suka hujan.

Nothing fancy, tapi bagi saya perempuan pekerja, weekend di rumah adalah kemewahan. A perfect weekend.

So stop asking me why am I usually take an annual leave on Monday, or Friday. I just want to have an extra day to pursue my passion, stay at home.

No comments:

Post a Comment